Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu sebagai Pusat Perdagangan dan Penyebaran dari Agama Buddha yang terjadi pada Abad Ke-7 Masehi tidak seperti slot terbaru yang baru ada sekitar di tahun 1900an. Kerajaan Sriwijaya ini terletak di Indonesia tepatnya di tepian Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Pada masanya, Kerajaan Sriwijaya menjadi sebuah pusat Agama Buddha yang ada di Asia Tenggara dan Asia Timur. Kerajaan Sriwijaya sendiri didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Dapunta Hyang Sri Jayanasa melakukan perjalanan Bersama 20 Ribu tentaranya dari Minanga Tamwam ke Palembang, Jambi dan Bengkulu. Selama perjalanannya, Dapunta Hyang Sri Jayanasa telah berhasil menaklukkan daerah strategis dalam perdagangan sehingga membuat Kerajaan Sriwijaya semakin Makmur. Sumber Sejarah mengatakan jika Kerajaan Sriwijaya diperoleh dari beberapa Prasasti yang telah ditemukan baik dari dalam Negeri dan Luar Negeri.
Prasasti yang berasal dari Dalam Negeri terdiri dari Prasasti Kedukan Bukti, Talang Tuwo, Kota Kapur, Telaga Batu, Palas Pasemah, Karang Berahi dan Amoghapsa. Untuk Prasasti yang ditemukan di Luar Negeri yaitu Prasasti Ligor, Grahi, Kanton, Nalanda dan Chaiya. Selain Prasasti, Sejarah Sejarah yang ada mengenai Kerajaan Sriwijaya juga telah diperoleh oleh seorang Biksu China yang Bernama I-Tshing. Berdasarkan Sumber yang ada, telah mendapatkan beberapa keterangan mengenai Kerajaan Sriwijaya pada masanya sebagai berikut :
- Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi Pusat Kegiatan Ilmiah Agama Buddha untuk Asia Tenggara
- Pulau Bangka dan Jambi Hulu telah ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya pada Tahun 686 Masehi
- Pada Awal Abad Ke-11, Raja Rajendra Chola dari Kerajaan Colamandala, India, telah menyerang wilayah Kerajaan Sriwijaya secara besar besaran tetapi berhasil dikalahkan oleh Kerajaan Sriwijaya
Perdagangan di Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya selain menjadi salah satu Kerajaan besar yang memiliki corak Buddha di Indonesia, Kerajaan Sriwijaya juga mampu untuk mengembangkan dirinya sebagai Negara Matirim. Kerajaan Sriwijaya sendiri memiliki letak di antara perlintasan pelayaran dan perdagangan yang ada di Asia Timur dan Asia Selatan. Dan Kerajaan Sriwijaya juga menguasai Dua Perairan Laur penting yang ada dalam perdagangan pada saat itu yaitu Selat Malaka dan Selat Sunda. Kerajaan Sriwijaya sendiri telah aktif melakukan berbagai perdagangan pada Abad Ke-7. Banyak saudagar dari China melakukan perdagangan dengan Kerajaan Sriwijaya. Dan untuk meningkatkan perdagangannnya, Kerajaan Sriwijaya melakukan ekspansi ke Laut Jawa, Indonesia Timur dan beberapa daerah lainnya di Indonesia.
Ini membuat banyaknya Negara Negara luar yang melakukan pelayaran dan perdangangan. Dan tentu membuat Kerajaan Sriwijaya juga berkembang dan memiliki Pendidikan yang lebih layak. Hingga Kerajaan Sriwijaya mampu untuk membangun sebuah Kapal yang canggih pada masanya. Lewat armadanya, Kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan rempah rempah di Dunia hingga setengah Abad. Dengan menguasai jalur pelayaran, Kerajaan Sriwijaya menjadi satu satunya Kerajaan Maritim Terbesar di Asia Tenggara. Membuat banyak kapal dari berbagai Negara berlabuh ke Kerajaan Sriwijaya dan memberikan keuntungan.
Ini tentu menjawab mengapa banyak Umat Buddha yang berada di Sumatra, Sulawesi. Karena dari Kerajaan Sriwijya yang berpusat di Sumatera membuat tidak heran banyak Umat Buddha di Kota tersebut yang terus menyebar hingga ke Indonesia Timur dari Kalimantan, Jawa hingga Sulawesi yang tentu saja Sumatra dan Sulawesi menjadi Kota yang memiliki Umat Buddha terbanyak hingga saat ini dibandingkan Kalimantan, Jawa dan Kota lainnya yang ada di Indonesia saat ini karena memiliki Sejarahnya.